Dedy dan Anank terlahir dalam sebuah keluarga yang menyukai dunia otomotif. Hal tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan hobi keduanya, terutama pada dunia modifikasi. Terlebih lagi orang tua mereka sangat antusias terhadap hobi memodifikasi kendaraan. Support yang diberikannya tidak tanggung-tanggung. Campur tangan orang tua Dedy dan Anank hanya sebatas pendanaan, namun jika menyangkut konsep modifikasi mereka menyerahkannya pada individu masing-masing. Dan ternyata keduanya memiliki gaya yang berbeda. Ulasan berikut mengungkap perbedaan gaya antara kedua bersaudara tersebut.
Mitsubishi Lancer EX
Ekstrim Touring Look
Sebenarnya mobil yang saat ini dimiliki Dedy merupakan mobil milik sang Kakak (Anank). Sepulangnya dari Shanghai, Dede panggilan akrabnya, langsung jatuh hati pada mobil Lancer EX milik Anank. Setelah melalui tahap negosiasi akhirnya mobil tersebut jatuh ketangannya. Alasan mengapa Dede suka terhadap mobil sang Kakak, sebenarnya cukup beralasan karena mobil tersebut sudah di modifikasi. Namun penampilannya saat itu masih kurang pas dengan inspirasinya. Alhasil ia pun langsung melakukan beberapa perombakan di sana-sini.
TIGA KALI GANTI CAT
Untuk bagian eksterior, mobil Lancer ini sudah mengalami tiga kali ganti "kulit". Awalnya mobil tersebut berwarna silver. Setelah bosan diganti dengan warna Hijau dengan sentuhan glitter. Saat diterima Dede, mobil tersebut masih dengan cat hasil karya dari Autospot. Begitu berpindah tangan, Dede langsung mengubahnya dengan konsep mobil turing. Untuk merubahnya, Dede mempercayakan pengerjaan tersebut pada Amoy Design. Warna krom pada cutting sticker yang menempel di bodinya sangat sepadan dengan warna cat. Penambahan cutting sticker ternyata mampu mewujudkan apa yang menjadi inspirasinya. Bentuk bodi yang sudah mengalami penggembungan akibat efek wide body tetap dipertahankan. Dengan pertimbangan bentuk tersebut sudah proporsional. Begitu pula dengan beberapa perangkat body kit custom yang melekat pada bagian eksterior. Hanya saja ia mengganti peleknya dengan merek Garson berdiamater 19 inci dan Kalipernya.
HANYA PENYESUAIAN
Untuk bagian interior, sepertinya peninggalan sang kakak sudah pas dengan keinginannya. Seperti penutupan beberapa bagian kabin dengan bahan kulit antara lain dasbor, konsol tengah dan doortrim. Jok yang teraplikasi juga senada dengan konsep modifikasinya. Namun sepertinya jok semi bucket tersebut terlalu besar untuk badannya yang mungil. Jadi saat mengendarai mobil tersebut Bina terlihat "tenggelam". Jok bagian belakang diangkat dan dijadikan tempat untuk perangkat audio. Disainnya dibuat seperti kompartemen yang bersebelahan dengan penempatan tabung NOS. "Untuk bagian interior saya hanya mengubah disain boks audio pada row. Kali ini disainnya saya buat lebih tinggi," jelas Dedy. Selain itu, ia juga menambahkan tombol untuk mengaktifkan NOS di konsol tengah. Ruang kabin juga dilengkapi dengan perangkat panel meter merek Autometer. "Yah sebisa mungkin disain bagian kabin ini disesuaikan dengan tampilan luarnya yang sporti," tambahnya.
MESIN STANDAR
Pada bagian mesin sepertinya kurang diperhatikan. Hal tersebut dilandasi dengan alasan bahwa mobilnya sebatas Touring Look. Yang penting bagi Dedy adalah penampilannya. Lagi pula ia juga kurang menyukai kecepatan. Tapi meski begitu ia tetap memasang perangkat penunjang tenaga yang saat ini sedang ngetren yaitu NOS. Meskipun instalasi tersebut linkup naming tabbing tersebut jarring daisy. Unstuck caesarian Bin handy mengandalkan performa mesin standar dengan perubahan sistem pengapian. "Mobil ini bukan untuk kebut-kebutan kok, jadi untuk mesin apa adanya saja. Tabung NOS lengkap dengan instalasinya hanya untuk gaya saja," ungkap Dedy.
Hasil modifikasi yang dirancang Dedy ternyata mampu membawa hasil positif. Keikutsertaannya dalam ajang pameran di Jakarta beberapa minggu lalu, mendapat penghargaan beberapa piala salah satunya Tomb Raider. Selamat....
Hal yang paling diperhatikan Dedy adalah sarana hiburan. Disain yang sudah ada dirasa kurang pas. Selain perombakan pada boks di row kedua, ia juga menambahkan perangkat subwoofer menjadi 4 buah. Semuanya menggunakan produk Rockford. Dengan bertambahnya sub tersebut mau tidak mau diikuti dengan penambahan penguat suara. Dan tugas tersebut diserahkannya pada produk keluaran Rockford dan Soundstream. Setelah kualitas suara yang dihasilkan cukup memuaskan, kini giliran penataan disain perangkat audio. Bentuk kompartemen pada bagian belakang juga dilengkapi dengan penggunaan lampu untuk menghadirkan kesan meriah di malam hari. Sedangkan untuk bagian bagasi selain didominasi dengan penggunaan bahan fiber juga dilengkapi dengan penggunaan acrylic agar terlihat elegan. Meskipun digunakan sebagai tempat audio namun fungsi dari bagasi masih tetap dipertahankan. Baik untuk penyimpanan barang maupun tempat ban cadangan.(DYmas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar